Lajur berkendara

Lalu lintas adalah bagian integral dari kehidupan modern di berbagai belahan dunia. Namun, meskipun peraturan lalu lintas yang mendasar ada di hampir setiap negara, ada satu aspek yang sering kali membingungkan para pengemudi internasional: posisi lajur kendaraan yang berbeda di setiap negara. Mengapa, meskipun prinsip-prinsip dasar yang sama berlaku, beberapa negara mengemban kebiasaan yang berbeda dalam hal posisi lajur kendaraan? Artikel ini akan membahas beberapa alasan mengapa posisi lajur kendaraan dapat bervariasi di berbagai negara.


1. Sejarah dan Warisan Budaya:

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi posisi lajur kendaraan adalah sejarah dan warisan budaya suatu negara. Pada awal perkembangan mobil, belum ada konsensus global tentang arah berjalan kendaraan di jalan. Seiring waktu, masing-masing negara mengembangkan kebiasaan sendiri berdasarkan faktor-faktor historis dan budaya. Misalnya, di negara-negara bekas jajahan Inggris, seperti Inggris sendiri, Australia, dan India, kendaraan berjalan di sebelah kiri jalan. Hal ini berasal dari praktik pengendaraan kuda pada abad pertengahan, di mana orang yang menunggang kuda dengan tangan kanan (mayoritas penduduk adalah tangan kanan) dapat lebih mudah mengarahkan pedang dan menunjukkan tangan kanan kepada pengendara lain sebagai tanda damai.

2. Regulasi Pemerintah:

Setiap negara memiliki pemerintahnya sendiri dengan kebijakan regulasi dan undang-undang lalu lintas yang dapat mempengaruhi posisi lajur kendaraan. Beberapa negara memilih posisi lajur kendaraan berdasarkan kebutuhan lokal dan keselamatan lalu lintas. Misalnya, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada memilih untuk mengarahkan kendaraan di sebelah kanan jalan. Ini mungkin karena mayoritas orang di negara-negara tersebut adalah tangan kanan, sehingga memudahkan pengemudi untuk memegang kemudi dengan tangan dominan sambil tetap memiliki pandangan yang baik ke arah lalu lintas yang datang.

3. Infrastruktur Jalan:

Perbedaan dalam infrastruktur jalan juga dapat mempengaruhi posisi lajur kendaraan. Di beberapa negara, terutama yang memiliki sistem jalan raya khusus atau pertukaran jalan raya, posisi lajur kendaraan bisa berbeda untuk mengakomodasi pola lalu lintas yang berbeda. Misalnya, beberapa negara memilih untuk mengarahkan lalu lintas lambat ke sebelah kiri untuk memudahkan akses ke jalan keluar atau jalur akselerasi.

4. Pengaruh Internasional:

Dalam beberapa kasus, pengaruh internasional juga dapat memainkan peran dalam mengubah posisi lajur kendaraan. Misalnya, beberapa negara yang tadinya mengemban tradisi mengemudi di sebelah kiri beralih ke mengemudi di sebelah kanan karena pertimbangan perdagangan internasional atau pariwisata. Hal ini terjadi pada Swedia pada tahun 1967 dan Jepang pada tahun 1978.

5. Perubahan Kebiasaan:

Perubahan dalam kebiasaan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi posisi lajur kendaraan. Misalnya, negara-negara dengan kebijakan peningkatan efisiensi bahan bakar mungkin mengubah posisi lajur kendaraan untuk mendukung gaya mengemudi yang lebih hemat energi.


Secara keseluruhan, posisi lajur kendaraan yang berbeda di setiap negara dapat diatribusikan pada kombinasi faktor-faktor sejarah, budaya, regulasi pemerintah, infrastruktur jalan, pengaruh internasional, dan perubahan kebiasaan. Meskipun mungkin membingungkan bagi para pengemudi internasional, penting untuk memahami dan menghormati aturan setempat saat mengemudi di negara yang berbeda guna menjaga keselamatan dan mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.