Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengaku mendapat serangan dari kalangan buzzer saat mengungkap kasus kematian Brigadir J. 


Serangan buzzer itu berlangsung ketika Kamaruddin Simanjuntak berhasil mematahkan skenario yang dibuat oleh salah satu oknum staf ahli Kapolri. 


"Skenario mereka berhasil kami patahkan, meskipun lima lembaga menyerang saya terus. Bahkan buzzer-buzzernya pun, seperti Denny Siregar dan kawan-kawan menyerang saya," ujar Kamaruddin dalam dialaog Catatan Demokrasi di kanal YouTube TV One. 


Kendati mendapat serangan dari buzzer, seperti Deny Siregar dan kawan-kawanya, namun Kamaruddin tetap meyakini jika kasus kematian Brigadir J adalah pembunuhan yang terencana. 


Ia pun meminta Polisi untuk menangkap dan menahan oknum staf ahli Kapolri yang terlibat dalam penyusunan skenario kasus kematian Brigadir J. 


"Mundur saja tidak cukup, harus tangkap dan tahan itu penulis skenario si staf ahli Kapolri," ujarnya. 


Oknum staf ahli Kapolri tersebut kata Kamaruddin melangar pasal 221, 223 KUHP Jo persengkokolan jahat pasal 88 Jo pasal 14 ayat 1 UU nomor 1 Tahun 1946 tentang menyebar informasi atau berita bohong. 


Hasutan Brigadir D


Sejak awal kasus kasus Brigadir J bergulir, sang pengacara Kamaruddin Simanjuntak mengungkap bahwa ada pihak lain yang diduga turut mengancam Brigadir J sebelum pembunuhan itu terjadi. 


Sosok tersebut merupakan inisial D yaitu ajudan Ferdy Sambo yang juga merupakan skuad lama Brigadir J. 


Berdasarkan informasi yang beredar diketahui bahwa inisial D tersebut merujuk kepada Brigadir Daden Miftahul Haq. 


Brigadir Daden merupakan salah satu ajudan yang sangat dekat dengan Irjen Ferdy Sambo dan disebut sebagai teman curhat Brigadir J. 


Kamaruddin Simanjuntak menilai Brigadir D layak menjadi tersangka baru dalam kasus pembunuhan Brigadir J. 


Menurut Kamaruddin, Brigadir D kerap menghasut Ferdy Sambo. 


“Hasutan yang memprovokasi bapak Ferdy Sambo dan istrinya," kata Kamaruddin melansir dari Youtube Kompas TV, Minggu (21/8/2022). 


Kecurigaan itu berdasarkan adanya rekaman obroal WhatsApp orang dekat Ferdy Sambo itu di ponsel Brigadir J. 


Hasutan yang diucapkan D, ujar Kamaruddin kerap membuat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjadi bertengkar. 


"Ajudan (Brigadir D) mengatakan almarhum pakai parfum yang sama dengan ibu. 


D juga menghasut bahwa almarhum pernah dia pergoki menembak foto pak Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam," kata Kamaruddin. 


Tak hanya itu, Kamaruddin meyakini Brigadir D juga menghasut Ferdy Sambo dengan bercerita seakan-akan Brigadir J membocorkan rahasia sang jenderal ke istrinya. 


“Menghasut Ferdy Sambo, mengatakan almarhum bocorkan rahasia ke ibu, dan bertengkar hingga ibu sakit," kata Kamaruddin. tribunnews.com