Selain Putri Candrawathi, sosok orang dekat Ferdy Sambo ini juga dianggap layak jadi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.


Kecurigaan itu berdasarkan adanya rekaman obroal WhatsApp orang dekat Ferdy Sambo itu di ponsel Brigadir J. 


Hal itu seperti yang diungkapkan kuasa hukum keluarga Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak perihal perkembangan kasus pembunuhan ajudan Ferdy Sambo itu. Diketahui, tersangka baru yang diumumkan Timsus dalam kasus pembunuhan Brigadir J ialah Putri Candrawathi. 


Istri Ferdy Sambo itu ditetapkan tersangka oleh Timsus Polri pada Jumat (19/8/2022). 


Putri Candrawathi menyusul empat tersangka yang sebelumnya sudah lebih dulu diumumkan yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf. 


Dirttipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andri Rian Djajadi mengungkapkan, Putri Candrawathi turut andil dalam merencanakan pembunuhan Brigadir J. 


"(Putri Candrawathi) melakukan kegiatan-kegiatan yang jadi bagian perencanaan pembunuhan Brigadir Yoshua," ujar Brigjen Andri Rian Djajadi saat mengumumkan tersangkanya istri Ferdy Sambo itu. 

Ia mengatakan Putri Candrawathi ditetapkan sebagai tersangka, setelah tim penyidik memeriksa sejumlah saksi dan memeriksa CCTV yang merekam peristiwa yang terjadi di sekitar lokasi kejadian. 


"Inilah yang menjadi bagian circumstantial evidence, atau barang bukti tidak langsung yang jadi jadi petunjuk bahwa PC ada di lokasi sejak di Saguling sampai di Duren Tiga," kata dia. 


Selain Putri Candrawathi, sosok orang dekat Ferdy Sambo ini juga dianggap layak jadi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J. 


Kamaruddin pun meminta ada satu lagi ajudan Ferdy Sambo yang dijadikan tersangka pembunuhan Brigadir J. 


Sosok yang dimaksud Kamaruddin adalah D alias Brigadir Deden. 


Pasalnya, kata Kamaruddin, D didudga kerap menghasut Ferdy Sambo soal sosok Brigadir J.


“Hasutan yang memprovokasi bapak Ferdy Sambo dan istrinya," kata Kamaruddin melansir dari Youtube Kompas TV, Minggu (21/8/2022). 


Hasutan yang diucapkan D, ujar Kamaruddin kerap membuat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjadi bertengkar. 


"Ajudan ini mengatakan almarhum pakai parfum yang sama dengan ibu. 


Menghasut bahwa almarhum pernah diab pergoki menembak foto pak Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam," kata Kamaruddin. 


Tak hanya itu, Kamaruddin meyakini Brigadir J juga menghasut Ferdy Sambo dengan bercerita seakan-akan Brigadir J membocorkan rahasia sang jenderal ke istrinya. 

“Menghasut Ferdy Sambo, mengatakan almarhum bocorkan rahasia ke ibu, dan bertengkar hingga ibu sakit.”jelas Kamaruddin. 


Kamaruddin menegaskan tudingannya itu bukan sekadar asumsi tanpa bukti. 


Dia mengaku memiliki bukti hasutan tersebut yang terekam dalam bukti percakapan WhatsApp. 


“Ada rekaman elektroniknya berupa percakapan elektronik. 


Pesan singkat whatsapp.” kata dia. 


Dalam bukti percakapan WhatsApp yang dipegangnya, Kamaruddin juga memastikan tak ada insiden pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi. 


"Percakapan WA Putri ke adik almarhum ternyata dia (Putri Candrawathi) tak ada pelecehan dan dia happy-happy aja di sana. 


Tidak ada kehormatan keluarga Ferdy Sambo yang dirusak, yang ada justru dia happy," kata Kamaruddin. 


Dalam kesempatan itu, Kamaruddin juga mengaku ada sosok penyidik dalam Polri yang menolak dirinya menyerahkan barang bukti. 


"Pernah saya mengantarkan barang bukti ke Bareskrim mereka tidak mau menerima dengan alsan biar tertuang aja di BAP," kata Kamaruddin. 


"Makanya saat itu saya tanya, anda ini kerja sama siapa, sama Polri apa sama jenderal tertentu," beber Kamaruddin. 


Brigadir Deden Temani Ferdy Sambo ke Jakarta


Dalam kasus kematian Brigadir J, Brigadir Deden adalah satu-satunya ajudan Ferdy Sambo yang ikut bersama sang jenderal dari Yogyakarta ke Jakarta mengggunakan pesawat. 


Brigadir Deden tak bersama Putri Candrawathi maupun para ajudan lain yang pulang ke Jakarta dari Magelang dengan menggunakan jalur darat pada Jumat (8/7/22022) atau di hari kematian Brigadir J. 


Pasalnya, Brigadir Deden pulang lebih dulu bersama Ferdy Sambo pada Kamis (7/7/2022) dengan menggunakan pesawat dari Yogyakarta. 


“Dengan satu ajudan, Deden. Dia berangkat dari Jogja ke Jakarta, ke Mabes,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan sosok Brigadir Deden yang mendampingi Ferdy Sambo menuju Jakarta sehari sebelum pembunuhan berencana itu terjadi.tribunnews.com