Fenomena Citayam Fashion Week tengah ramai diperbincangkan publik. Ajang pamer gaya pakaian di kawasan Sudirman ini menuai sorotan setelah viral beberapa minggu lalu.
Citayam Fashion Week bahkan disamakan dengan Harajuku alias Takeshita Street di Jepang yang juga menjadi ajang adu gaya para pemuda dan pemudi di sana.
Menurut Evelyn Anjani yang pernah tinggal lama di Jepang, konsep Citayam Fashion Week memang mirip dengan Harajuku.
Ia pun mengaku bangga dengan ajang ini karena bisa menjadi wadah bagi masyarakat berekspresi, terutama di bidang fesyen.
"Aku ngerasa bangga banget akhirnya di Indonesia ada tempat yang bisa dikunjungi dan bisa bersosialisasi. Selama ini kan rame imejnya kumuh, di sini bagusnya orang-orangnya patuh peraturan," ungkap Evelyn ditemui di kawasan Citayam Fashion Week, Senin (25/7).
"Menurut aku keren dan kreatif dan harus dilanjutkan terus sih asal sambil menjaga keamanan," sambungnya.
Saat membandingkan Citayam Fashion Week dengan Harajuku, Evelyn menyebut kalau di Jepang gaya pakaiannya jauh lebih aneh. Namun, semua yang nongkrong di Harajuku selalu percaya diri dengan gayanya mereka sendiri.
"Di sana itu tempatnya fashionable, ya, dan cocok sama konsep di Jepang yang lebih ke percaya diri. Di Harajuku itu lebih aneh-aneh, tapi mereka percaya diri," bebernya.
"Kalau di Indonesia orang bisa bebas mengekspresikan diri menurut aku nggak apa-apa asal itu nggak mengganggu orang lain dan tahu batasanya," lanjutnya.
Terkait kabar Citayam Fashion Week didaftarkan di HAKI oleh perusahaan Baim Wong, Evelyn mengaku hal itu seharusnya tidak dilakukan.
Mantan istri Aming ini berpendapat kalau Citayam Fashion Week adalah milik masyarakat hingga tidak perlu dipatenkan oleh beberapa pihak saja.
"Ya menurut aku ini hak negara sih bukan orang, tetap yang berhak masyarakat. Jadi nggak bisa sih menurut aku jadi hak sepihak," tutupnya.
Sumber : Insertlive.com
(*)
0 Comments